materi perkuliahan STAIBN tegal

Saturday, September 22, 2012

Peran Ormas Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Kota Serang yang Berkualitas


DIALOG TOKOH AGAMA ISLAM TAHUN 2012: Optimalisasi Peran Ormas Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Kota Serang yang Berkualitas
Jumat, 3 Agustus 2012 – Subbag Umum, Subbag Hukmas & KUB

KOTA SERANG, KEMENAG (02/08). Dalam meningkatkan kualitas hidup dan kerukunan antar umat Islam, perlu adanya saling bahu-membahu untuk mewujudkannya. Salah satunya adalah Ormas-ormas Islam dimana memiliki peran penting dalam memberikan pembinaan kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh agama Islam agar cita-cita luhur dari umat Islam untuk membangun sebuah masyarakat madani dapat tercapai.

Ormas Islam pada dasarnya merupakan religious-based civil society organization, organisasi masyarakat madani (atau masyarakat sipil). Ormas-ormas Islam pada dasarnya self regulating danself financing, yang membuatnya independen vis-à-vis negara. Dengan demikian begitu mereka tidak bisa terkooptasi oleh negara dan dengan begitu mereka bisa memainkan mediating dan bridging role antara negara dan masyarakat umum. Karena itulah ormas-ormas Islam cocok dengan pengertian dan cakupan civil society yang bukan merupakan die-hard oposisi atau bahkan menjadi alternatif bagi pemerintah. Sebaliknya mereka bergerak sebagai “critical partners”, mitra kritis pemerintah; dan bekerja untuk pengaturan masyarakat secara lebih baik (for better ordering of society).

Dengan posisinya yang distingtif tersebut, ormas Islam sebagai Islamic-based Civil Society memiliki potensi besar untuk mendorong penciptaan dan penguatan good governance dan pemberdayaan sosial. Hal ini mengingat, pertama; karena ormas Islam memiliki jangkauan dan pengaruh yang luas sampai ke tingkat akar rumput. Kedua, mereka self-financing, tidak tergantung pada pendanaan pemerintah dan funding agencies asing; ketiga, mereka memiliki religious-social leverage, yang membuat mereka memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting yang harus dilakukan adalah pertama, ormas-ormas yang ada harus bisa memberdayakan diri dengan maksimal agar dapat berperan sebagai problem solver bagi kepentingan umat dan bangsa Indonesia. Kedua, ormas-ormas Islam harus menjadi faktor penentu (determinant factor) bagi nasib bangsa Indonesia.

Kementerian Agama Kota Serang sebagai instansi Pemerintah yang dalam salah satu misinya adalah meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama, pada hari Kamis, 02 Agustus 2012 menyelenggarakan kegiatan Dialog Tokoh Agama Islam, bertempat di Rumah Makan “S” Rizki Jl. Jend. Sudirman No. 14 Kota Serang. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Optimalisasi Peran Ormas-ormas Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Kota Serang yang Berkualitas”. Acara ini seyogyanya akan di buka secara langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Serang, namun karena lain hal Beliau mewakilkan kepada Kasubbag TU, Drs. H. Suaidi, M. Pd. Dalam sambutan Kepala Kantor yang dibacakan Beliau, diantaranya menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Predikat ini tentu harus dicermati dengan sungguh-sungguh. Kita harus mencermati apakah predikat ini sudah merupakan realitas yang sudah tercermin dalam kehidupan bangsa atau merupakan cita-cita yang masih memerlukan perjuangan yang besar untuk mewujudkannya. Ini adalah tugas kita bersama sebagai bagian dari bangsa ini.

Lanjutnya, Komitmen bangsa Indonesia untuk mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan sangat jelas. Keinginan yang kuat ke arah itu terlihat dengan jelas dalam rumusan falsafah bangsa, yakni Pancasila. Umat Islam telah memberikan saham terbesar dalam perjuangan sampai terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, oleh sebab itu umat Islam wajib mempertahankannya dan berperan lebih besar lagi dalam menentukan arah pembangunan bangsa dan masyarakat Indonesia yang kuat, rukun, damai, adil, makmur, dan sejahtera. Kemajemukan Umat Islam Indonesia khususnya Kota Serang, baik dari aspek suku, daerah, afiliasi politik, secara paham keagamaan, dan pilihan strategi dakwah menjadi peluang sekaligus tantangan dalam pembangunan umat dan bangsa. Kemajemukan ini merupakan sunnatullah yang jika dikelola secara baik akan menjadi sumber kekuatan. Namun sebaliknya, jika kemajemukan ini disikapi secara tidak proposional dan bahkan terus menonjolkan aspek perbedaan yang kemudian diikuti oleh semangat ego sektoral, maka ia akan menjadi sumber perpecahaan dan malapetaka bagi umat dan bangsa.

Selain hal tersebut beliau juga menyampaikan bahwa ada kesan organisasi massa Islam saat ini terjebak pada bidang politik praktis dan kurang memperhatikan aspek ekonomi. Akibatnya adalah kehidupan ekonomi umat sebagai warga persyarikatan ormas-ormas itu kurang mendapatkan perhatian.
Kegiatan dialog ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari para ulama, zuamma, cendekiawan muslim, piminan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Lembaga ke-Islaman, unsur Kodim, Polres, Kesbangpol, Dinsos serta unsur umat Islam lainnya.

Tujuan kegiatan ini adalah 1) membangun silaturrahim dan komunikasi yang lebih intensif antar pimpinan ormas-ormas Islam dalam rangka menyatukan visi pengembangan wawasan multikultural di kalangan umat Islam; 2) menyamakan persepsi tokoh dan umat Islam dalam menyikapi berbagai peristiwa yang dihadapi umat Islam; 3) meningkatkan kualitas kerukunan dan ukhuwah Islamiyah dengan jalan menumbuhkan sikap saling pengertian, menghargai, toleransi, mempercayai, dan keinginan bekerjasama di antara pimpinan ormas-ormas Islam; 4) menggali dan menginventarisir berbagai persoalan lokal yang dianggap berpotensi mendorong, mendukung, dan mengembangkan kerukunan intern umat Islam dan yang berpotensi mengurangi serta menghambat kerukunan intern umat Islam; dan 5) menyatukan visi dan misi bersama para pimpinan ormas-ormas Islam dalam rangka mengemban tanggung jawab peningkatan kualitas umat Islam, khususnya dalam pengembangan wawasan multikultural dan pengembangan jaringan pengentasan kemiskinan dan kebodohan, serta pengembangan potensi ekonomi umat.

Dalam kegiatan ini banyak harapan yang dimunculkan oleh para peserta kepada Alim Ulama, khususnya MUI dan Pemerintah dalam hal ini Kemenag dan Pemkot Kota Serang sebagai leading sector dalam menentukan kebijakan di Kota Serang untuk bersama-sama berperan lebih besar dalam menentukan arah pembangunan bangsa dan masyarakat Kota Serang serta mewujudkan Masyarakat Kota Serang Madani yang dicita-citakan. (Humas/Syahbudin)

No comments:

Post a Comment

sisipkan Alamat email anda: