DIALOG TOKOH AGAMA ISLAM TAHUN 2012:
Optimalisasi Peran Ormas Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Kota Serang yang
Berkualitas
Jumat,
3 Agustus 2012 – Subbag Umum, Subbag Hukmas & KUB
KOTA SERANG, KEMENAG (02/08). Dalam meningkatkan kualitas hidup dan kerukunan antar umat Islam,
perlu adanya saling bahu-membahu untuk mewujudkannya. Salah satunya adalah
Ormas-ormas Islam dimana memiliki peran penting dalam memberikan pembinaan
kepada masyarakat melalui tokoh-tokoh agama Islam agar cita-cita luhur dari
umat Islam untuk membangun sebuah masyarakat madani dapat tercapai.
Ormas Islam pada dasarnya merupakan religious-based civil society organization, organisasi masyarakat madani (atau masyarakat
sipil). Ormas-ormas Islam pada dasarnya self regulating danself financing, yang membuatnya independen vis-à-vis
negara. Dengan demikian begitu mereka tidak bisa terkooptasi oleh negara dan
dengan begitu mereka bisa memainkan mediating dan bridging role antara negara
dan masyarakat umum. Karena itulah ormas-ormas Islam cocok dengan pengertian
dan cakupan civil society yang bukan merupakan die-hard oposisi atau bahkan
menjadi alternatif bagi pemerintah. Sebaliknya mereka bergerak sebagai “critical partners”, mitra kritis pemerintah; dan bekerja untuk
pengaturan masyarakat secara lebih baik (for better ordering of society).
Dengan posisinya yang distingtif tersebut, ormas
Islam sebagai Islamic-based Civil Society memiliki potensi besar untuk
mendorong penciptaan dan penguatan good governance dan pemberdayaan sosial. Hal
ini mengingat, pertama; karena ormas Islam memiliki jangkauan dan pengaruh yang
luas sampai ke tingkat akar rumput. Kedua, mereka self-financing, tidak
tergantung pada pendanaan pemerintah dan funding agencies asing; ketiga, mereka
memiliki religious-social leverage, yang membuat mereka memiliki kredibilitas
di mata masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting yang harus dilakukan adalah
pertama, ormas-ormas yang ada harus bisa memberdayakan diri dengan maksimal
agar dapat berperan sebagai problem solver bagi kepentingan umat dan bangsa
Indonesia. Kedua, ormas-ormas Islam harus menjadi faktor penentu (determinant
factor) bagi nasib bangsa Indonesia.
Kementerian Agama Kota Serang sebagai instansi
Pemerintah yang dalam salah satu misinya adalah meningkatkan kualitas kerukunan
umat beragama, pada hari Kamis, 02 Agustus 2012 menyelenggarakan kegiatan
Dialog Tokoh Agama Islam, bertempat di Rumah Makan “S” Rizki Jl. Jend. Sudirman
No. 14 Kota Serang. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Optimalisasi Peran Ormas-ormas Islam dalam
Mewujudkan Masyarakat Kota Serang yang Berkualitas”. Acara ini seyogyanya akan di buka secara
langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Serang, namun karena lain hal Beliau
mewakilkan kepada Kasubbag TU, Drs. H. Suaidi, M. Pd. Dalam sambutan Kepala
Kantor yang dibacakan Beliau, diantaranya menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Predikat
ini tentu harus dicermati dengan sungguh-sungguh. Kita harus mencermati apakah
predikat ini sudah merupakan realitas yang sudah tercermin dalam kehidupan
bangsa atau merupakan cita-cita yang masih memerlukan perjuangan yang besar
untuk mewujudkannya. Ini adalah tugas kita bersama sebagai bagian dari bangsa
ini.
Lanjutnya, Komitmen bangsa Indonesia untuk
mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan sangat jelas. Keinginan yang kuat ke
arah itu terlihat dengan jelas dalam rumusan falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Umat Islam telah memberikan saham terbesar dalam perjuangan sampai terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila, oleh sebab itu umat
Islam wajib mempertahankannya dan berperan lebih besar lagi dalam menentukan
arah pembangunan bangsa dan masyarakat Indonesia yang kuat, rukun, damai, adil,
makmur, dan sejahtera. Kemajemukan Umat Islam Indonesia khususnya Kota Serang,
baik dari aspek suku, daerah, afiliasi politik, secara paham keagamaan, dan
pilihan strategi dakwah menjadi peluang sekaligus tantangan dalam pembangunan
umat dan bangsa. Kemajemukan ini merupakan sunnatullah yang jika dikelola
secara baik akan menjadi sumber kekuatan. Namun sebaliknya, jika kemajemukan
ini disikapi secara tidak proposional dan bahkan terus menonjolkan aspek
perbedaan yang kemudian diikuti oleh semangat ego sektoral, maka ia akan
menjadi sumber perpecahaan dan malapetaka bagi umat dan bangsa.
Selain hal tersebut beliau juga menyampaikan
bahwa ada kesan organisasi massa Islam saat ini terjebak pada bidang politik
praktis dan kurang memperhatikan aspek ekonomi. Akibatnya adalah kehidupan
ekonomi umat sebagai warga persyarikatan ormas-ormas itu kurang mendapatkan
perhatian.
Kegiatan dialog ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari para ulama, zuamma, cendekiawan muslim, piminan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Lembaga ke-Islaman, unsur Kodim, Polres, Kesbangpol, Dinsos serta unsur umat Islam lainnya.
Kegiatan dialog ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari para ulama, zuamma, cendekiawan muslim, piminan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Lembaga ke-Islaman, unsur Kodim, Polres, Kesbangpol, Dinsos serta unsur umat Islam lainnya.
Tujuan kegiatan ini adalah 1) membangun
silaturrahim dan komunikasi yang lebih intensif antar pimpinan ormas-ormas
Islam dalam rangka menyatukan visi pengembangan wawasan multikultural di
kalangan umat Islam; 2) menyamakan persepsi tokoh dan umat Islam dalam
menyikapi berbagai peristiwa yang dihadapi umat Islam; 3) meningkatkan kualitas
kerukunan dan ukhuwah Islamiyah dengan jalan menumbuhkan sikap saling
pengertian, menghargai, toleransi, mempercayai, dan keinginan bekerjasama di
antara pimpinan ormas-ormas Islam; 4) menggali dan menginventarisir berbagai
persoalan lokal yang dianggap berpotensi mendorong, mendukung, dan
mengembangkan kerukunan intern umat Islam dan yang berpotensi mengurangi serta
menghambat kerukunan intern umat Islam; dan 5) menyatukan visi dan misi bersama
para pimpinan ormas-ormas Islam dalam rangka mengemban tanggung jawab
peningkatan kualitas umat Islam, khususnya dalam pengembangan wawasan
multikultural dan pengembangan jaringan pengentasan kemiskinan dan kebodohan,
serta pengembangan potensi ekonomi umat.
Dalam kegiatan ini banyak harapan yang
dimunculkan oleh para peserta kepada Alim Ulama, khususnya MUI dan Pemerintah dalam hal ini Kemenag dan Pemkot
Kota Serang sebagai leading sector dalam menentukan kebijakan di Kota Serang
untuk bersama-sama berperan lebih besar dalam menentukan arah pembangunan
bangsa dan masyarakat Kota Serang serta mewujudkan Masyarakat Kota Serang Madani
yang dicita-citakan. (Humas/Syahbudin)
No comments:
Post a Comment
sisipkan Alamat email anda: